Mereka yang doyan belanja online adalah mangsa utama para penjahat dunia
maya — dan kegiatan tawar-menawar sering mereka jadikan sebagai
samaran.
Di dunia maya, informasi bisa jadi sumber uang, dan banyak penjahat mencoba memikat para mangsa untuk mengungkapkan detail pribadi mereka — yang kemudian dapat digunakan untuk penipuan identitas.
Di dunia maya, informasi bisa jadi sumber uang, dan banyak penjahat mencoba memikat para mangsa untuk mengungkapkan detail pribadi mereka — yang kemudian dapat digunakan untuk penipuan identitas.
Pekan
ini diadakan Get Safe Online Week, yang diselenggarakan oleh Get Safe
Online untuk mendidik para pengguna internet tentang cara menghindari
perangkap semacam itu.
Menurut survei mereka, lima ancaman yang
paling umum untuk menjaring korban adalah dengan virus, yang dialami
oleh satu dari lima orang yang menjadi objek survei, pembobolan email
(18 persen), gangguan akun media sosial (12 persen), penipuan barang
belanja online yang tidak pernah kunjung datang (12 persen) dan penipuan
kartu kredit online (9 persen).
Dan tampaknya dua yang terakhir adalah yang paling menakutkan jika menyangkut belanja di dunia maya.
Menurut
Equifax, sebuah perusahaan yang mengelola informasi akun kredit jutaan
orang di seluruh Inggris, hampir setengah dari jumlah pembeli online
merasa menyesal karena telah memberikan terlalu banyak informasi pribadi
saat melakukan transaksi online.
Hampir enam dari 10 orang yang
ditanyai mengatakan, mereka akan membatalkan transaksi online jika
mereka merasa ditanyai detail yang terlalu banyak.
Dan Neil
Munroe dari Equifax mengatakan, "Sayangnya ada beberapa penipuan yang
menampilkan situs palsu dan email penjebak yang membahayakan para
konsumen.
"Penelitian kami menunjukkan hampir setengah konsumen
merasa menyesal setelah memberikan informasi. Jelas bahwa konsumen hanya
harus memberikan data pribadi kepada situs atau perusahaan yang
terpercaya sepenuhnya — jika mereka merasa ragu, mereka harus
membatalkan transaksi tersebut."
Tapi yang mengkhawatirkan, 40
persen konsumen mengaku masih merasa senang untuk memberikan informasi
pribadi untuk penawaran yang bagus atau diskon online, sesuatu yang
dijual para penipu.
Dengan menawarkan barang dan harga yang
muluk-muluk, mereka mampu memikat para pelanggan yang potensial dan
menggunakan informasi pribadi atau detail kartu kredit untuk membajak
identitas mereka atau mencuri uang.
Munroe menambahkan,
"Berbelanja, bersosialisasi dan melakukan transaksi perbankan secara
online, kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Banyak
dari kita yang menikmati kenyamanan dan keuntungan yang ditawarkannya.”
"Namun
orang-orang perlu melindungi diri dari risiko yang mungkin terjadi.
Kecanggihan penipuan online semakin meningkat dari hari ke hari,
sehingga sangat penting bagi konsumen untuk memahami nilai informasi
pribadi mereka dan melakukan tindakan pencegahan dari penipuan
identitas."
Tony Neate, CEO getsafeonline.org, yakin bahwa dengan
pengetahuan yang lebih akan membuat orang terhindar dari masalah, dan
para pengguna situs tidak perlu malu untuk meminta bantuan.
Ia
menjelaskan, "Orang-orang tidak boleh malu saat mengalami penipuan, atau
mereka perlu tahu lebih banyak informasi, itulah sebabnya kami
mendorong agar mereka melakukan 'Click&Tell' – dengan membuka situs
Get Safe Online, untuk mendapatkan beberapa tips keamanan berbelanja
online dan memberitahukan informasi tersebut kepada teman, keluarga,
rekan kerja, tetangga atau bahkan orang asing yang bisa mendapatkan
manfaat dari informasi tersebut."
1. Jangan berbagi password
Apa
pun transaksi yang Anda lakukan, jangan pernah memberikan atau
menuliskan password Anda. Jangan gunakan satu password yang sama untuk
semua akun, sehingga jika ada satu password Anda yang bocor, maka akun
yang lain tetap akan aman. Gunakan kombinasi huruf, angka dan karakter
khusus dalam membuat password yang sulit untuk ditebak — atau untuk
mencegah program otomatis penebak password membongkarnya.
2. Perhatikan tanda-tandanya
Jika
Anda menemukan tawaran atau harga yang terlalu muluk, maka biasanya itu
memang benar-benar situs yang menipu. Kesalahan ejaan dan tata bahasa
yang buruk adalah tanda utama dari sebuah situs belanja palsu, sementara
situs tanpa ikon gembok pada halaman transaksi atau sebuah awal URL
dimulai https:// tidaklah aman.
3. Cari tahu informasi perusahaan tersebut
Ketika
Anda membeli barang dari sebuah perusahaan yang Anda tidak tahu,
periksalah apakah mereka memiliki nomor kontak atau alamat kantor yang
benar. Carilah di Google Maps atau Google Street View untuk memastikan
kantor mereka benar-benar ada. Cari tahulah informasi yang valid
sebanyak mungkin untuk dapat memutuskan tetap melanjutkan pembelian atau
tidak.
4. Belilah dengan kartu kredit
Apa
Anda tahu bahwa membayar dengan kartu kredit saat belanja online dapat
menjamin beberapa bentuk perlindungan? Periksalah dengan penyedia kartu
Anda, untuk memastikan pembayaran minimum yang diperlukan jika barang
tersebut rusak saat tiba, atau jika tidak diantar sama sekali, maka Anda
bisa mengklaim biaya pengembalian dari penyedia kartu Anda.
5. Miliki aplikasi antivirus yang terbaru
Dan
gunakanlah firewall jika menggunakan komputer berbasis Windows. Apple
Mac sudah memiliki perlindungan di dalamnya dan tidak rentan terhadap
virus dan spyware, namun mereka tidak kebal seperti yang dibayangkan
banyak orang. Kini Anda juga bisa mendapatkan aplikasi perlindungan
untuk smartphone dan tablet.
6. Waspadalah terhadap hotspot internet
Kini
di Indonesia sudah memiliki banyak hotspot internet Wi-Fi , namun
tidak aman sepenuhnya. Jika Anda keluar rumah dan ingin log in ke salah
satu hotspot tersebut, waspadalah terhadap setiap toko online, restoran
atau bar yang mencurigakan. Bahkan, tempat-tempat semacam itu mungkin
tidak sepenuhnya aman, sehingga Anda harus yakin bahwa komputer Anda
memang memiliki firewall dan perlindungan virus yang aktif.
7. Pada jejaring sosial, selalu periksa pengaturan privasi dan keamanan
Mungkin
diperlukan waktu beberapa saat, tetapi dengan pengaturan yang benar,
Anda dapat mencegah orang asing melihat status, gambar dan informasi
pribadi Anda.
8. Ketika mengunduh aplikasi dari sumber lain selain toko aplikasi resmi seperti Google Play dan iTunes, selalu hati-hati
Banyak
aplikasi jahat kini dapat menyembunyikan spyware yang berbahaya dan
dapat memantau penggunaan telepon seluer Anda, atau bahkan mengirim
pesan di latar belakang dengan menggunakan pulsa yang dapat membuat
tagihan telepon Anda menjadi besar.
9. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menjadi korban kejahatan dunia maya, catatlah apa yang terjadi secara persis.
Carilah saran dari situs Childline atau BeatBullying. Situs tersebut mendorong anak untuk bicara tentang masalah yang mereka hadapi di dunia maya dengan orangtua atau guru.
10. Ingatkan anak bahwa apa yang mereka unggah secara online akan meninggalkan jejak digital
Masa
depan mereka mungkin akan dilihat oleh perusahaan, universitas atau
perguruan tinggi. Jika Anda merasa khawatir tentang keamanan para pemuda
dalam bermain internet atau menemukan foto yang berisi konten kekerasan
atau seksual, laporkanlah ke polisi secara diam-diam atau dengan
menggunakan hotline dari Internet Watch Foundation.
Referensi : yahoo.com